Rabu, 23 Januari 2013

jadi ibu rumah tangga yang berpenghasilan



jadi ibu rumah tangga berpenghasilan

Di zaman modern ini, banyak wanita dewasa yang lebih memilih untuk bekerja di luar rumah ketimbang menjadi ibu rumah tangga. Stigma ibu rumah tangga yang dicap kurang “elite” dibanding wanita karier membuat banyak wanita paling tidak mau hanya berdiam diri di rumah. Selain itu, faktor ekonomi juga menjadi pertimbangan para wanita untuk bekerja. Mereka takut dengan hanya mengandalkan gaji suami saja tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang kian hari kian mencekik. Padahal, seiring dengan perkembangan teknologi dan pemikiran inovatif kaum wanita modern, profesi ibu rumah tangga pun bisa menjanjikan penghasilan yang bahkan jauh lebih besar ketimbang wanita modern.
Bila kita menilik lebih jauh, banyak sekali contoh ibu rumah tangga yang sukses memiliki penghasilan besar untuk menopang perekonomian keluarga. Salah satu alternatif yang dilakukan adalah dengan berwirausaha. Banyak sekali pilihan usaha yang dapat dicoba oleh para ibu rumah tangga ini. Kuncinya adalah menyesuaikan dengan kemampuan dan potensi pasar yang ada. Bila melihat kondisi masyarakat saat ini, sedang muncul tren usaha kuliner rumahan. Artinya, usaha pembuatan makanan yang tidak dijual di toko atau restoran melainkan diproduksi di rumah. Contohnya adalah usaha Siomay Ikan Eli yang dikelola oleh Ibu Eli dari Bandung. Pada awalnya, Eli juga hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Jenuh karena tidak ada kegiatan berarti setelah mengurus keperluan anak dan suami di pagi hari sebelum berangkat ke kantor dan sekolah adalah latar belakang tercetusnya ide di kepalanya untuk berwirausaha. Kreatifitasnya pun muncul setelah mencicipi siomay yang dibelinya di salah satu toko di Bandung. Dia terpikir untuk mencoba usaha kuliner siomay mengingat makanan legendaris ini seolah tak ada habisnya disukai masyarakat dan potensi usahanya pun cukup menjanjikan. Eli pu resep siomay dari internet dan bertanya ke sana sini tentang cara pembuatan siomay. Eksperimen pertamanya langsung mendapat pujian dari suami dan anaknya dengan variasi siomay goring isi cumi dan udang. Dirinya pun semakin pede untuk membuat dalam jumlah banyak dan mulai ditawarkan ke tetangganya.
Di luar dugaan, respon yang didapat sangat positif dan Eli langsung mendapat pesanan siomay 10 lusin untuk acara pernikahan sepupu tetangganya. Tak ayal usaha siomay rumahan Eli pun semakin dikenal dari mulut ke mulut. Eli mulai merekrut pegawai untuk membantu usahanya. Sistem pesan antar pun diterapkan. Eli keukeuh tidak mau membuka toko karena takut dirimya tidak lagi fokus mengurus anak-anaknya yang masih kecil. Biarpun begitu, siomay Eli tetap dikenal luas berkat promosi mulut ke mulut dan via jejaring sosial di internet. Nah, sekarang anda lihat sendiri bukan, semua peluang kreatif di bidang kuliner ternyata dapat dimanfaatkan. Sekarang jadi ibu rumah tangga pun tetap bisa berpenghasilan bukan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar